SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA
1 EB 22
ALEENA PRICILLA
(20213630)
IRENE PUTRI ISLAMI
(24213467)
MELLY RETNOWATI
(25213438)
NURUL PRATIWI
FITRIANI (26213736)
PUTRI HEMASITA
BALQISH HUTAGALUNG (2721309)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
I.
Latar
Belakang Masalah
Sejarah
perekonomian Indonesia merupakan suatu catatan penting untuk melihat bagaimana
perkembangan perekonomian Indonesia dalam perjalanan waktunya. Kondisi
perekonomian Indonesia mengalami
berbagai dinamika seiring perputaran waktu. Hal itu relevan diungkapkan
sebagai bagian untuk mengetahui realita perekonomian Indonesia.
Sejarah ekonomi mengkaji
dua masalah utama, yaitu perubahan ekonomi secara angka dan kondisi masyarakat
selama perubahan itu berlangsung.Indonesia merupakan sebuah kenyataan bangsa
yang mendiami geografis yang subur, namun pernah diperas oleh bangsa lain.
Sebagai sebuah sejarah, kondisi ini lebih sering dikaitkan terhadap aspek
politik Jawa dalam hubungannya dengan dunia internasional pada saat itu.Potret
ekonomi sepanjang sejarah itu pun dirasakan sebagai bentuk eksploitasi
penjajahan semata.
Padahal, potret ekonomi
Indonesia secara menyeluruh penting pula diungkap.Hal ini tidak terlalu
mengherankan karena cerita tentang politik terus direproduksi menjadi epic dalam politik kontemporer di
Indonesia.Sementara, berbagai data mengenai ekonomi hanya tersusun rapi sebagai
arsip di Belanda, sebagai mantan penjajahnya.
Pada makalah ini akan
membahas mengenai pengertian sejarah perekonomian Indonesia dan perkembangan
perekonomian Indonesia dari masa ke masa.
II.
Perumusan
Masalah
Dari
latar belakang masalah yang telah diuraikan maka perumusan masalah yang akan
disampaikan sebagai berikut :
1. Pengertian
sejarah perekonomian Indonesia !
2. Sejarah
perekonomian Indonesia
3. Dan
bagaimana perkembangan perekonomian Indonesia dari sebelum penjajahan hingga
saat ini ?
III.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan, menambah wawasan mengenai
Sejarah Perekonomian Indonesia bagi penulis dan pembaca, sehingga lebih
memahami, mengetahui perkembangan Indonesia dari zaman sebelum penjajahan
hingga saat ini. Dan makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari mata
kuliah Perekonomian Indonesia yaitu mata kuliah Softskill.
PEMBAHASAN
Sejarah perekonomian Indonesia merupakan
suatu catatan penting untuk melihat bagaimana perkembangan perekonomian
Indonesia dalam perjalanan waktunya. Kondisi perekonomian Indonesia
mengalami berbagai dinamika seiring
perputaran waktu. Hal itu relevan diungkapkan sebagai bagian untuk mengetahui
realita perekonomian Indonesia.
Melihat dinamika perjalanan perekonomian
Indonesia, maka pendekatan historis layak dikedepankan.Pendekatan ini sejalan
dengan rekam jejak perjalanan Bangsa Indonesia.Aspek sejarah Indonesia sedikit banyak
menjadi acuan bagi derap langkah perjalanan perekonomian Indonesia.
Perkembangan
Perekonomian Indonesia Dari Masa Ke Masa
A.
Masa
Sebelum Penjajahan (Sebelum Tahun 1600)
Dinamika
perekonomian Indonesia pada masa sebelum penjajahan dimulai dari jaman
pra-sejarah sampai dengan masuknya kolonialisme di Indonesia.Atas dasar hal
itu, maka dinamika perekonomian Indonesia sejalan dengan perkembangan kehidupan
bangsa Indonesia yang diwujudkan melalui keberadaan kerajaan yang ada di
nusantara.Posisi gografis dimana pusat kerajaan berada beragam dan berakibat
pada keragaman corak aktivitas perekonomiannya.
Kerajaan
Kutai terletak pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur,
maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian utama, sehingga rakyat
Kutai sudah mengenal perdagangan internasional.Kerajaan Tarumanegara berada di
daerah agraris sehingga kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah
pertanian dan peternakan.Kerajaan Sriwijaya berada di pesisir utara Pulau
Sumatera dan berada pada urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, sehingga
masyarakat Sriwijaya menguasai perdagangan.
Kerajaan
Mataram berada bagian tengah Pulau Jawa, posisi ini membuat masyarakat Mataram
bertumpu pada sektor pertanian.Kehidupan ekonomi masyarakat pada jaman Kerajaan
Singasari berbasis pada pertanian, pelayaran, dan perdagangan.Kerajaan
Majapahit dekat dengan pertanian, maka kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit
hidup dari pertanian dan perdagangan.
Singkatnya,
dalam masa sebelum penjajahan, perekonomian Indonesia bertumpu pada sector
pertanian dan perdagangan.
B.
Masa
Penjajahan Portugis ( 1509 – 1659 )
Perjalanan
historis Portugis dalam menjajah Indonesia dimulai dengan ekspedisi eksplorasi
yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukan dalam tahun 1512.Bangsa Portugis
merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba dikepulauan yang sekarang menjadi
Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga dan
untuk memperluas usaha misionaris Katolik Roma.
Bangsa
Portugis adalah bangsa yang mempunyai keahlian dalam navigasi, pembuatan kapal,
dan persenjataan. Selain itu, bangsa Portugis adalah salah satu bangsa yang
menjadikan perdagangan (khususnya rempah-rempah) menjadi komoditi ekonomi .pada
masa penjajahan Portugis, kondisi perekonomian Indonesia lebih banyak diwarnai
adanya perlawan dari rakyat terhadap Portugis, karena komoditi rempah-repah
yang menjadi andalan rakyat Indonesia dijarah begitu saja. Sumber daya yang
menjadi tumpuan kehidupan masyarakat, menjadi bagian dari ekspolitasi Portugis.
C.
Masa
Penjajahan Belanda ( 1602 – 1942 )
Belanda
masuk ke Indonesia pada tahun 1602.Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan
perpecahan diantara kerajaan-kerajaan kecil yang telah enggantikan Majapahit.
Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai
Potugal hingga 1975 ketika bertintegrasi menjadi propinsi Indonesia bernama
Timor Timur.
Penjajahan
Belanda belangsung kurang lebih selama 350 tahun, 3,5 abad. Dibentukya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC)
adalah satu kebijakan dalam bidang ekonomi yang dilakukan Belanda.VOC menguasai
perdagangan, sehingga kewenangan dimilikny, seperti mencetak uang, menyatakan
perang dan damai, membuat angkatan bersenjata sendiri, dan membuat perjanjian
dengan raja-raja.Pada tahun 1795 VOC dibubarkan karena dianggap gagal dalam
mengekspolarasi kekayaan Hindia Belanda (Indonesia). Kegagalan itu Nampak pada
defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh :
1. Peperangan
terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar.
2. Penggunaan
tentara sewaan membutuhkan biaya besar.
3. Korupsi
yang dilakukan pegawai VOC sendir
4. Pembagian
deviden kepada para pemegang saham, walaupun kas deficit.
Bubarnya
VOC muncul kebijakan baru yang disebut dengan cultuur stelstel (sistem tanam
paksa).Kebijakan ini diberlakukan mulai pada tahun 1836 yang diinisiasi oleh
Van Den Bosch.
Sistem
tanam paksa bertujuan memproduksi berbagai komoditi yang diminta dipasar
dunia.Sistem ini sangat merugikan bahkan menyiksa, tetapi bagi Belanda sangat
menguntungkan. Kemudian diganti dengan VOC (sistem tanam paksa) dahulu sIstem
landrent , sIstem ini juga ada sisi positifnya, yaitu masyarakat pribumi mulai
mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan
tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang dipedesaan yang memicu
meningkatnya taraf hidup.
Setelah
melakukan sistem tanam paksa, kemudian menerapkan Sistem Ekonomi Pintu Terbuka
(Liberal).Kebijakan ini dilakukan kaerna desakkan kaum Humanis Belanda yang
menginginkan perubahan nasib warga bumi kearah yang lebih baik dengan memdorong
pemerintah Belanda mengubah kebijakan ekonominya.Pada jaman penjajahan Belanda,
bangsa Indonesia ibarat hanya dapat menerima sisa dari kekayaannya sendiri.Segala
sumber daya dikeruk bagi keuntungan Belanda.
D.
Masa
Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Konstelasi
peta politik pada masa perang dunia II nampaknya berimbas pada konstelasi
politik di Indonesia, durasi penjajahan Jepang di Indonesia tidak berlangsung
lama, karena hanya berjalan hingga sekitar tahun 1945. Secara besar penjahan
Jepang di Indonesia diawali pasa bulan juni 1942.Bulan Maret 1945 Jepang
membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).Pertemuan
pertamanya pada bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan
individualisme perorangan.Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan radjiman
Widioningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.
Kebijakan ekonomi pada jaman penjajahan
Jepang, terdiri atas :
1. Perluasan
Areal Persawahan
2. Pengawasan
Pertanian Dan Perkebunan.
Perluasan
areal persawahan guna meningkatkan produksi beras.Meskipun demikian produksi
pangan antara tahun 1941-1944 terus-menurun. Pada jaman Jepang hasil pertanian
diatur sebagai berikut: 40% untuk petani, 30% harus dijual kepada pemerintah
Jepang dengan harga yang sangat murah, dan 305 harus diserahkan ke lumbung
desa. Badan yang menanganimasalah pelanggaran disebut Kempetei (Korps Polisi
Militer), suatu badan yang sangat ditakuti rakyat.Jepang mengizinkan dua jenis
tanaman perkebunan yaitu karet dan kina kedua jenis tanaman itu berhubungan
langsung dengan kepentingan perang.Sedangkau tembakau, teh, kopi harus
dihetikan penanamannya Karena hanya berhubungan dengan kenikmatan.Jepang
menduduki Indonesia hanya tiga tahun setengah, sedangkan Belanda menjajah
Indonesia selama tiga abad.
E.
Masa
Orde Lama (1945 – 1967)
Perekonomian
Indonesia pada masa orde lama perlu dicermati karena pada masa tersebut,
Indonesia merupakan Negara yang baru saja merdeka. Dalam masa ini, perkembangan
perekonomian dibagi dalam 3 (tiga) masa, yaitu :
1.
Masa
Kemerdekaan (1945 – 1950)
Keadaan
ekonomi pada masa awal kemerdekaan dapat dibilang sangat tidak
menggembirakan.Hal itu terjadi karena adanya inflasi yang disebabkan oleh
beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.Oktober 1946
Pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang
Jepang, namun adanya blockade ekonomi oleh Belanda dengan menutup pintu
perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas Negara.Akibatnya Negara
berada dalam kondisi krisis keuangan dan kondisi itu tentu membahayakan bagi
keberlangsungan perekonomian Indonesia pada saat itu.
Dalam
menghadapi krisis tersebut, pemerintah menempuh beberapa kebijakan, yaitu :
1.
Pinjaman
Nasional
Pinjaman nasional dilakukan oleh menteri
keuagan kala itu dengan persetujuan Badan Pekerja Komiter Nasional Indonesia
Pusat (BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang akan dikembalikan dalam jangka
waktu 40 tahun. Pinjaman ini dimaksudkan agar tersedia dana segar bagi
operasionalisasi penyelenggaraan Negara.
2.
Pemenuhan
Kebutuhan Rakyat
3.
Melakukan
Konferensi Ekonomi
Pembahasan mengenai peningkatan hasil
produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status administrasi
perkebunan asing dilakukan melalui konferensi ekonomi.
4.
Membuat
Rencana Pembangunan
Dibuat Rencana Lima Tahunan (Kasimo
Plan) untuk melengkapi pembahasan mengenai peningkatan hasil produksi pangan,
distribusi bahan makanan, sandang, serta status perkebunan asing.Dalam dokumen
ini meliputi anjutan memperbanyak kebun bibit dan padi unggul, mencegah
penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian, menanami tanah
terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.
5.
Membangun
Partisipasi Swasta Dalam Pembangunan Ekonomi
Pemerintah berusaha menggandeng swasta
untuk mewujudkan rencana-rencana diatas.
6.
Nasionalisasi
Bank Indonesia
Selain
kebijakan di atas, muncul pula kebijakan yang dikenal dengan sebutan Sistem
Ekonomi Gerakan Benteng dan Sistem Ekonomi Ali-Baba.Kondisi perekomiman pada
masa ini lebih banyak berkutat pada bagaimana menyelesaikan permasalahan
ekonomi dasar namun hal inipun juga tidak bisa berjalan dengan baik akibat
situasi politik yang tidak stabil.
7.
Masa
Demokrasi Liberal (1950–1957)
Ciri
utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet.Hal ini
disebabkan karena jumlah partai yang cukup banyak tetapi tidak ada partai yang
memiliki mayoritas mutlak dan hal ini kemudian membuat pada masa ini
perekonomian diserahkan sepenuhnya kepada pasar.Dampak dari kebijakan ini
akhirnya hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
Pemerintah
terkesan memaksakan sistem pasar dalam perekonomian, anehnya pemerintah sudah
mengetahui dampaknya dan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kondisi
perekonomian. Usaha-usaha tersebut adalah melalui pemotongan nilai uang,
melanjutkan program Benteng, dan memutuskan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB).
Pemotongan nilai uang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
agar tingkat harga turun, dikenal dengan sebutan Gunting Syarifuddin.Pemerintah
juga melanjutkan Program Benteng (Kabinet Natsir) dengan maksud untuk
menumbuhkan wiraswasta pribumi agar bisa berpartisipasi dalam perkembangan
ekonomi nasional dan pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk
pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
8.
Masa
Demokrasi Terpimpin (1959–1967)
Demokrasi
Terpimpin tidak lepas dari sosok Presiden Soekarno, sehingga pemikiran Soekarno
menjadi dasar bagi pelaksanaan demokrasi terpimpin.Dalam pidato beliau yang
berjudul Kembali ke Rel Revolusi terbitlah pemikiran Soekarno tentang demokrasi
terpimpin.Demokrasi Terpimpin benar-benar terjadi setelah muncul Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.Mulai saat itulah Indonesia menjalankan sistem demokrasi
terpimpin.Akibat dari system ini berdampak pada perubahan struktur ekonomi
Indonesia yang akhirnya cenderung berjalan melalui system etatisme, dimana
dalam system ini Negara dan aparatur ekonomi Negara bersifat dominan serta
mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor Negara.
Tidak
menunjukkan kondisi perekonomian yang baik justru berdampak pada adanya
devaluasi (penurunan nilai uang yang tujuannya guna membendung inflasi yang
tetap tinggi, mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, serta agar
dapat meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan),
perlunya membentuk lembaga ekonomi, dan kegagalan dalam bidang moneter. Pada
saat ini dibentuk pula Deklarasi Ekonomi, tujuannya untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
F.
Masa
Orde Baru (1967–1998)
Masa
Orde Baru identik dengan masa pemerintahan Presiden Soeharto.Dikenal beberapa
tahapan pembangunan yang menjadi agendanya.Orde Baru mengawali rezimnya dengan
menekankan pada prioritas stabilitas ekonomi, dan politik.Program pemerintah
berorientasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan Negara, dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat.Pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi yang
baru melalui pendekatan demokrasi pancasila, dan secara perlahan campur tangan
pemerintah dalam perekonomian mulai masuk.
Pentingnya
aspek pemerataan disadari betul dalam masa ini sehingga muncul istilah 8
(delapan) jalur pemerataan sebagai basis kebijakan ekonominya, yaitu :
1) Kebutuhan
Pokok
2) Pendidikan
dan kesehatan
3) Pembagian
pendapatan
4) Kesempatan
kerja
5) Kesempatan
berusaha
6) Partisipasi
wanita dan generasi muda
7) Penyebaran
pembangunan
8) Peradilan
Agar
implementasi kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan terencana,
maka kebijakan tersebut dilaksanakan dengan sebutan pola umum pembangunan
jangka panjang (25-30 tahun) dan berlangsung dalam periodisasi lima tahunan
sehingga dikenal dengan sebutan Pelita (Pembangunan Lima Tahun). Pelita
menunjukkan hasil yang signifikan dalam proses pembangunan ekonomi, terbukti
pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, menurunkan angka
kemiskinanm meningkatkan partisipasi pendidikan, penurunan angka kematian bayi,
dan peningkatan sector industri, berhasil dalam mengendalikan jumpal penduduk
melalui program Keluarga Berencana (KB).
Sisi
negatif dari Pelita adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup,
kerusakan suber daya alam, ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar daerah,
ketimpangan antar golongan pekerjaan, akumulasi utang luar negeri yang semakin
menumpuk serta muncul pula konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Meskipun
Orde Baru berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi fundamental ekonomi
justru rapuh.Titik kulminasi keterpurukan Orde Baru berujung pada mundurnya
Soeharto dari kursi presiden pada tanggal 21 Mei 1998.
Terlepas
dari berbagai kontroversi tentang perjalanan rezim Orde Baru, harus diakui
bahwa Orde Baru paling tidak telah meletakkan dasar-dasar perekonomian bagi
rezim selanjutnya.Kondisi politik yang relatif stabil menjadi modal bagi
tumbuhnya perekonomian secara baik.
G.
Masa
Reformasi (1998- Sekarang)
Masa
reformasi dianggap sebagai tonggak baru perjalanan kehidupan bangsa Indonesia
dari sisi sosial dan politik.Muncul beberapa kebijakan yang kemudian menjadi
landasan bagi perjalanan sejarah Bangsa Indonesia kedepan. Kebijakan yang
paling menonjol adalah adanya pergeseran pengelolaan pemerintahan dari
sentralitis menjadi desentralitis.
1.
Masa
Presiden BJ. Habibie (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999)
Salah
satu tugas penting Presiden Habibie adalah mendapatkan kembali komunitas
Negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Untuk menyelesaikan krisis
moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah :
1) Melakukan
restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit
Pengelola Aset Negara
2) Melikuidasi
beberapa bank yang bermasalah
3) Menaikkan
nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp 10.000,00
4) Membentuk
lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
5) Mengimplementasikan
reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
6) Mengesahkan
UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak
Shat
7) Mengesahkan
UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Meski
hanya singkat dalam masa pemerintahannya, namun Habibie menjadi peletak dasar
bagi pemerintahan selanjutnya.
2.
Masa
Presiden Abdurrahman Wahid / Gus Dur ( 20 Oktober 1999 - 23 Juli 2001)
Gus
Dur memerintah dengan gaya yang agak kontroversial. Banyak
pernyataan-pernyataan yang membuat kebingungan public sehingga berakibat
seringnya muncul perdebatan di public yang tidak memberikan pendidikan bagi
masyarakat.Gus Dur juga gemar melakukan perjalanan ke luar negeri, yang cenderung
terkesan pemborosan.Keterbatasan fisiknya juga mempengaruhi kinerjanya dalam
menjalankan pemerintahan.
Perekonomian
kala itu butuh perhatian serius dalam penanganannya, salah satunya sector
moneter dan untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia,
dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan
ekonomi Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Kondisi
perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid memliki
karakteristik sebagai berikut :
1) Dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia mulai mengarah pada
perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju inflasi dan
tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi moneter dalam negeri juga
sudah mulai stabil.
2) Hubungan
pemerintah dengan IMF kurang baik
3) Sosial
dan Politik yang tidak stabil dan semakin parah yangmembuat investor asing
menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia
4) Makin
rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang cenderung negative dikarenakan lebih banyaknya kegiatan
penjualan daripada kegiatan pebelian dalam perdagangan saham di dalam negeri
Gus
Dur telah menghiasi bagian sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Di tengah
keterbatasan fisiknya dan gaya kontroversinya, Gus Dur juga telah meletakkan
dasar kebijakan yang dapat menjadi pijakan bagi pemerintahan selanjutnya.
3.
Masa
Pemerintahan Megawati Soekarnoputri ( 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004)
Mewarisi
kondisi perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan
Gus Dur ditunjukkan dengan adanya inflasi dan rendahnya pertumbuhan ekonomi
Indonesia kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri maupun
swasta.Selain itu, nilai tukar rupiah yang masih fluktuatif dan indeks harga
saham gabungan yang cenderung menurun.
Salah
satu masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi.Untuk
mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per kapita dan
menurunkan kurs mata uang rupiah dibawah Rp 10.000,00 dan untuk mengatasi
korupsi dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada
masa kepemimpinan Presiden Megawati, perekonomian Indonesia mulai mengalami
kemajuan walaupun masih ada beberapa kebijakannya yang memicu banyak
kontroversi tetapi Megawati sebagai presiden wanita pertama di Indonesia
menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.Keberhasilannya dalam
memperbaiki sector moneter, dan membidani terbentuknya lembaga korupsi jelas merupakan
modal berharga bagi pemerintahan selanjutnya.
4.
Masa
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 - Sekarang)
Merupakan
presiden pertama yang dipilih oleh rakyat melalui Pemilu tahun 2004 dan tahun
2009.Pada masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam dan
menjadi tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya
memulihkan kehidupan ekonomi Negara dan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan
SBY yang dianggap kontroversial yaitu :
1) Kebijakan
mengurangi subsidi BBM
Dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia.Anggaran
subsidi BBM dialhikan ke subsidi sector pendidikan dan kesehatan, serta
bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2) Kebijakan
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Kebijakan ini ditujukan untuk memberikan bantuan langsung
berupa uang tunai kepada masyarakat miskin namun pada kenyataannya kebanyakan
BLT tidak sampai ke tangan yang berhak dan pembagiannya juga banyak menimbulkan
masalah sosial.
Kebijakan
lain yang ditempuh adalah untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Kebijakan
ini dilakukan melalui pengendalian pembangunan infrastruktur, melalui ajang
pertemuan pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (tahun 2006).Event ini
mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Dengan semakin
banyaknya investasi asing di Indonesia diharapkan jumlah kesempatan kerja juga
akan bertambah.
Perkembangan
dalam sector utang luar negeri juga menggembirakan.Pada pertengahan bulan
Oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF.Lalu masa ini juga
ditandai dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan.Namun,
tingkat inflasi pada masa ini sempat membumbung tinggi.
Pada
tahun 2010, perumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh signifikan seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh
krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa.Walaupun korupsi dan
kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia namun setelah beberapa tahun
berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil
menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Era
SBY meninggalkan beberapa masalah yaitu implementasi pembangunan ekonomi
terkesan seadanya karena belum muncul strategi yang bisa membuat perekonomian
Indonesia kembali bergairah.Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya tingkat
angka pengangguran dan kemiskinan yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan.
PENUTUP
Waktu dapat mempengaruhi perjalanan kondisi
perekonomian.Perjalanan waktu yang diiringi dengan perubahan dinamika, baik
sosial dan politik, ternyata memberikan kontribusi pada kebijakan yang
dihasilkan pada periode masing-masing pemerintah.Namun di tengah realita adanya
keberlanjutan secara menyeluruh terhadap kebijakan dari setiap periode-periode
pemerintahan sebelumnya, Indonesia masih mempunyai harapan terhadap kondisi
perekonomian.Prospek ekonomi Indonesia ternyata didukung oleh kondisi yang
signifikan, baik dari sisi mikro dan makro, serta sektoral.
Kita sebagai generasi mudalah yang dapat
mengembangkan, mengubah, meningkatkan dan membangkitkan perekonomian Indonesia
sehingga Indonesia dalam sektor ekonomi seimbang, sama dengan Negara lain
bahkan dapat lebih tinggi dari Negara tetangga atau Negara maju lainnya. Karena
dari letak geografis, jumlah penduduk, sumber daya alam Indonesialah yang terbanyak.
Pemerintah alangkah baiknya juga menghargai,
memperhatikan masyarakat Indonesia yang kreatif, dapat menambah devisa Negara
Republik Indonesia. Karena masyarakat dan generasi muda yang memiliki keahlian
tinggi kurang dihargai sehingga banyak yang menjual kreatifitas, keahlian
mereka ke Negara lain karena Negara lain menghargai hasil karya mereka.
Dari hasil karya masyarakat Indonesia dapat
menambah pendapatan Negara, dapat membayar hutang-hutang Negara, dan lain
sebagainya sehingga masyarakat Indonesia sejahtera, damai, aman, tentram.
DAFTAR PUSTAKA
1. Luiten
Van Zanden, Daan Marks, 2012, Ekonomi Indonesia 1800 - 2010: Antara Drama Dan Keajaiban
Pertumbuhan, Kompas.
2. Pujoalwanto,
Basuki, 2014, Perekonomian Indonesia :
Tinjauan Historis, Teoritis, Dan Empiris, Yogyakarta : Graha Ilmu.
3. Suwadi,
Widodo, dan Asis Riat Winanto, 2012, Perekonomian Indonesia, P2FE Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
4. http://wartaekonomi.co.id/berita14116/resensi-buku-210-tahun-drama-pertumbuhan-ekonomi-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar